CERITA SUKSES SEORANG PETANI KOPI
LULUSAN SEKOLAH DASAR (SD)
Pada sebuah desa
bernama Ranjo Batu sebuah desa diperbatasan antara provinsi Sumatera Utara
dengan Sumatera Barat hidup seorang bapak bernama Agus Andrian, seorang
pendatang baru dari Jawa Tengah. Pak Agus Andrian yang sering disebut pak agus
adalah seorang lulusan sekolah dasar di Jawa Tengah, pak agus lahir pada
tanggal 12 Mei 1979 di daerah Jawa Tengah. Pak agus datang ke desa Ranjo Batu
sejak tahun 2001, pak agus datang sebagai pekerja jalan raya selama hampir 5
bulan. Pada suatu hari waktu istirahat pak agus berbicara kepada seorang bapak
dari desa tentang pertania didaerah tersebut, pak agus termotivasi dengan
seorang bapak petani kopi didaerah tersebut. Pak agus akhrinya memutuskan
menetap didaerah tersebut sebagai petani kopi disebuah lahan seorang bapak
bernama Dodi Nasution. Pak agus bekerja dengan keras setiap harinya sampai
suatu hari dibulan juni pak agus dipercayai mengurus sebuah kebun kopi seluas 2
hektar, pak agus menggurus kebun tersebut sangat baik sampai-sampai pak dodi
senag dengan pekerjaannya. Dari awal cerita tersebut pak agus menabung uang
hasil penjualan kopi dikebun pak dodi selama 5 tahun, akhirnya pak agus memutuskan
untuk membeli lahan kebun sendiri dengan luas kebun pertama pak agus yaitu 2,5
hektar. Pak agus lalu menanam kopi di kebun yang telah dia beli dengan tabungan
selama 5 tahun, kopi tumbuh dan bisa di panen sekitar 2 tahun sambil merawat
selam 2 tahun pak agus menanam sayuran sebagai kebutuhan hidup sehari-hari.
Akhirnya 2 tahun berlalu kebun kopi pak agus telah siap sipanen selama 1 bulan
pak agus menghasilkan puluhan sampai ratusan kilogram kopi, selama 1 bulan
penghasilan pak budi mencapai juta rupiah. Sekitar satu tahun kemudian pak budi
membeli lahan kebun lagi seluas 5 hektar, kemudian bulan berikutnya membeli
lahan kembali seluas 3 hektar total sekitar 12 hektar lahan yang telah dimiliki
pak agus, lahan yang telah dibeli ditanami kopi lagi. Pertanian kopi pak agus
sekarang telah memperkerjakan sekitar 25 orang dari desa untuk merawat kopi
dilahannya. Sekitar 2 tahun kemudian seluruh kebun pak agus telah siap dipanen
selama 1 bulan penghasilan pak budi mencapai puluhan juta rupiah. Selain mempunyai
lahan kopi pak budi juga membuat sebuah pabrik rumahan untuk kopi yang dipanen
dikebunya. Pabrik rumahan tersebut berkembang pesat dan telah memperkerjakan 13
pekerja dipabrikya. Nama kopi dari pabrinya yaitu kopi PASAMAN, kopi tersebut
terkenal sampai disekitar kota-kota besar disumatera utara dan sumatera barat
dengan omset penjualan untuk kopi yang telah diolah menjapai ratusan juta
rupiah. Semakin berkembangnya kebun dan pabrik kopi pak agus tidak membutakan
hatinya dengan harta, pak budi sering membantu orang-orang tidak mampu seperti
memberi sedekah keanak yatim, membangun masjid bahkan memperkerjakan
orang-orang yang ada didesa. Pak agus menurut saya adalah salah satu orang
sukses yang perlu ditiru atau diteladanin saya sabagai penulis telah melihat
langsung jerih payah pak agus dari awal sampai akhir karena saya sabagai anak
yang lahir didesa tersebut. Sampai sekarang lahan perkebunan kopi pak agus
seluas 25 hektar dengan 50 pekerja dan 2 pabrik rumahan yang memperkerjakan 30
pekerja dengan penghasilan perbulan mencapai 300-400 juta rupiah. Sekarang desa
yang dulu biasa-biasa saja sekarang terkenal dengan perkebun kopi dan penghasil
kopi terbaik di daerah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar