Senin, 29 April 2019

REVIEW BUKU MANAJEMEN PROYEK EDISI 5


REVIEW BUKU MANAJEMEN PROYEK EDISI 5

Buku Manajemen Proyek Edisi 5 ditulis oleh Prof. Sukanto Reksohadiprodjo, M.com.,M.A.,Ph.D. dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dicetak & diterbitkan oleh: BPFE-YOGYAKARTA, pada November 2001.
Seperti diketahui pembangunan yang dijalankan di Negara manapun didunia ini, termasuk Indonesia dilaksanakan pada mulanya dalam bentuk proyek, kemudian dalam pekerjaan-pekerjaan rutin kalau proyek telah selesai, juga badan usaha melaksanakan proyek-proyeknya sendiri. Dengan demikian perlu dilakukan pengelolaan atau manajem proyek dengan baik. Ini berarti bahwa memulai, melaksanakan dan menyelesaikan proyek perlu direncana, diorganisasi, diarahkan, dikoordinasi dan diawasi dengan baik agar supaya tujuan-tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif.
Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan proyek harus selalu dilaksanakan agar supaya penyelesaian proyek sesuai dengan jumlah, kualitas, waktu, harga yang diinginkan orang dan masyarakat banyak. Bagaimana juga proyek harus diciptakan dan didapatkan demi kelangsungan pembangunan dan kehidupan perusahaan. Pengetahuan perencanaan dan pengawasan mutlak perlu, sedangkan pengetahuan akan organisasi, pengarahan dan koordinasi akan memperlancar pelaksanaan proyek.
Berbagai metode, teknik dan analisis tersedia secara sistematis harus diketahui bilamana memanfaatkan metode, teknik dan analisi ini. Sistem dan prosedur harus diciptakan terlebih dahulu sehingga pekerjaan menjadi jelas: siapa mengerjakan apa, kapan dimulai, kapan selesai, siapa yang berwenag dan bertanggung jawab, laporan apa yang diperlukan, dan lain-lain.
Selanjutnya penanganan proyek harus dengan penuh dedikasi, bertanggung jawab demi keberhasilan perkembangan masyarakat. Penyelewengan-penyelewengan hanyalah menguntungkan dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang akan merugikan pihak-pihak dan diri sendiri. Oleh karena itu displin diri dan pengawasan perlu berjalan bersama-sama demi suksesnya pembangunan.


CERITA SUKSES SEORANG PETANI KOPI LULUSAN SEKOLAH DASAR (SD)


CERITA SUKSES SEORANG PETANI KOPI LULUSAN SEKOLAH DASAR (SD)

Pada sebuah desa bernama Ranjo Batu sebuah desa diperbatasan antara provinsi Sumatera Utara dengan Sumatera Barat hidup seorang bapak bernama Agus Andrian, seorang pendatang baru dari Jawa Tengah. Pak Agus Andrian yang sering disebut pak agus adalah seorang lulusan sekolah dasar di Jawa Tengah, pak agus lahir pada tanggal 12 Mei 1979 di daerah Jawa Tengah. Pak agus datang ke desa Ranjo Batu sejak tahun 2001, pak agus datang sebagai pekerja jalan raya selama hampir 5 bulan. Pada suatu hari waktu istirahat pak agus berbicara kepada seorang bapak dari desa tentang pertania didaerah tersebut, pak agus termotivasi dengan seorang bapak petani kopi didaerah tersebut. Pak agus akhrinya memutuskan menetap didaerah tersebut sebagai petani kopi disebuah lahan seorang bapak bernama Dodi Nasution. Pak agus bekerja dengan keras setiap harinya sampai suatu hari dibulan juni pak agus dipercayai mengurus sebuah kebun kopi seluas 2 hektar, pak agus menggurus kebun tersebut sangat baik sampai-sampai pak dodi senag dengan pekerjaannya. Dari awal cerita tersebut pak agus menabung uang hasil penjualan kopi dikebun pak dodi selama 5 tahun, akhirnya pak agus memutuskan untuk membeli lahan kebun sendiri dengan luas kebun pertama pak agus yaitu 2,5 hektar. Pak agus lalu menanam kopi di kebun yang telah dia beli dengan tabungan selama 5 tahun, kopi tumbuh dan bisa di panen sekitar 2 tahun sambil merawat selam 2 tahun pak agus menanam sayuran sebagai kebutuhan hidup sehari-hari. Akhirnya 2 tahun berlalu kebun kopi pak agus telah siap sipanen selama 1 bulan pak agus menghasilkan puluhan sampai ratusan kilogram kopi, selama 1 bulan penghasilan pak budi mencapai juta rupiah. Sekitar satu tahun kemudian pak budi membeli lahan kebun lagi seluas 5 hektar, kemudian bulan berikutnya membeli lahan kembali seluas 3 hektar total sekitar 12 hektar lahan yang telah dimiliki pak agus, lahan yang telah dibeli ditanami kopi lagi. Pertanian kopi pak agus sekarang telah memperkerjakan sekitar 25 orang dari desa untuk merawat kopi dilahannya. Sekitar 2 tahun kemudian seluruh kebun pak agus telah siap dipanen selama 1 bulan penghasilan pak budi mencapai puluhan juta rupiah. Selain mempunyai lahan kopi pak budi juga membuat sebuah pabrik rumahan untuk kopi yang dipanen dikebunya. Pabrik rumahan tersebut berkembang pesat dan telah memperkerjakan 13 pekerja dipabrikya. Nama kopi dari pabrinya yaitu kopi PASAMAN, kopi tersebut terkenal sampai disekitar kota-kota besar disumatera utara dan sumatera barat dengan omset penjualan untuk kopi yang telah diolah menjapai ratusan juta rupiah. Semakin berkembangnya kebun dan pabrik kopi pak agus tidak membutakan hatinya dengan harta, pak budi sering membantu orang-orang tidak mampu seperti memberi sedekah keanak yatim, membangun masjid bahkan memperkerjakan orang-orang yang ada didesa. Pak agus menurut saya adalah salah satu orang sukses yang perlu ditiru atau diteladanin saya sabagai penulis telah melihat langsung jerih payah pak agus dari awal sampai akhir karena saya sabagai anak yang lahir didesa tersebut. Sampai sekarang lahan perkebunan kopi pak agus seluas 25 hektar dengan 50 pekerja dan 2 pabrik rumahan yang memperkerjakan 30 pekerja dengan penghasilan perbulan mencapai 300-400 juta rupiah. Sekarang desa yang dulu biasa-biasa saja sekarang terkenal dengan perkebun kopi dan penghasil kopi terbaik di daerah tersebut.