Rabu, 27 April 2016

Artikel Tentang Kemiskinan


Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangansehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
 Description: https://klosetide.files.wordpress.com/2011/06/kemiskinan1.jpg
Penyebab kemiskinan 
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Padamasa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan,tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukurankehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan, dan kemudahan - kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern. Pemerintah Indonesia yang berorientasi mengembangkan Indonesiamenjadi negara maju dan mapan dari segi ekonomi tentu menganggap kemiskinan adalah masalah mutlak yang harus segera diselesaikan disamping masalah lain yaitu ketimpangan pendapatan, strukturisasi pemerintahan, inflasi, defisit anggaran dan lain -lain.
Bangsa Indonesia perlu mewaspadai kondisi kemiskinan yang terjadi saat ini. Walaupun secara statistik tahun 2012 terjadi penurunan kemiskinan menjadi 28,59 juta orang atau 11,6 persen, secara kualitas kemiskinan justru mengalami involusi dan cenderung semakin kronis.
Hal itu dilontarkan anggota Kaukus Ekonomi Fraksi PDI Perjuangan, Arif Budimanta, saat menghubungi Kompas, Kamis (3/1/2013). Menurut Arif, hal itu ditunjukkan oleh semakin meningkatnya indeks keparahan kemiskinan, terutama di wilayah pedesaan yang meningkat hampir dua kali lipat selama tahun 2012.
"Badan Pusat Statistik mencatat, indeks keparahan pada Maret 2012 sebesar 0,36. Padahal, pada September 2012 menjadi 0,61. Kenaikan indeks ini menunjukan dua hal, yaitu semakin melebarnya kesenjangan antarpenduduk miskin dan, juga, semakin rendahnya daya beli dari masyarakat kelompok miskin karena ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sampai dengan batas pengeluaran garis kemiskinan yang hanya sebesar Rp 259.520 per bulan,.
Kondisi penduduk miskin di wilayah pedesaan yang semakin parah ini, tambah Arif, diakibatkan karena tingginya tingkat inflasi wilayah pedesaan, yakni 5,08 persen, jika dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 4,3 persen selama tahun 2012.

Dampak Kemiskinan
Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran,kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinanmemang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuksekarang masalah yang paling penting adalah bagaimanacaranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapatbersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Pertamaitulah masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintahkarena jika masalah itu tidak dapat dibereskan maka akanmuncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi merekasulit untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan tapi itu tidakmenjamin di rumah sakit.

Cara Penanggulangan Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan, sehingga membutuhkan sinergi dan kemitraan dengan semua pihak. Pemerintah, termasuk pemerintah daerah, kalangan swasta, kalangan organisasi kemasyarakatan, kalangan universitas dan akademisi, kalangan politik dan tentunya masyarakat sendiri perlu membangun visi yang sama, pola pikir dan juga pola tindak yang saling menguatkan dengan difokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam kemitraan yang saling menguatkan inilah maka berbagai sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat dapat dicapai dengan baik. Pemerintah sangat mendukung setiap prakarsa dan inovasi yang dijalankan serta dikembangkan oleh semua pihak dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan rakyat ini.

Penulisan dari saya pribadi :
Di zaman yang semakin maju ini banyak penemuan teknologi baru yang canggih dan sangat bermanfaat. Banyak orang berlomba untuk mempelajarinya dan bersaing agar mendapatkan perkerjaan yang layak. Dengan belajar lebih giat,orang yang bekerja dibagian perusahaan atau dijajaran pemerintahan dapat menikmati kehidupan yang layak dan tercukupi. Di ibukota banyak dijumpai gedung-gedung tinggi pencakar langit,tempat dimana orang-orang professional dan pintar bekerja. 

Description: http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/kemiskinan-menjadi-penyumbang-faktor-kategori-negara-gagal-_120620135211-137.jpg

Ternyata dibalik gedung yang tinggi itu banyak lingkungan kumuh dijumpai. Orang-orang yang pekerjaannya kurang layak atau hasil dari kerjanya hanya dapat mencukupi kehidupan sehari-hari mau tidak mau bertahan dalam kondisi lingkungan yang kumuh dan tempat tinggal yang kurang layak. Sungguh fenomena yang sangat berbeda bagai bumi dan langit. Begitu banyak masyarakat yang kurang mampu dan miskin. Tetapi saya bertanya-tanya,apakah kemiskinan sebab dari pemerintah atau dari orangnya sendiri yang tidak mau bekerja keras untuk merubah kehidupan yang lebih baik?. Sudah banyak fakta yang membuktikan anak seorang yang kurang mampu dapat menjadi orang besar dengan berpenghasilan tinggi. Nah,jadi apa yang salah dengan kemiskinan?. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia mempunyai banyak permasalahan terutama dibidang ekonomi. Adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan calon pekerja,lapangan pekerjaan yang sulit yang menjadikan banyak timbulnya pengangguran sehingga timbul kemiskinan. Masalah yang lain yaitu kebutuhan pokok yang diberikan oleh pemerintah seperti pendidikan yang layak,layanan kesehatan,dll. Banyak berita yang menyatakan bahwa anggaran yang seharusnya digunakan untuk pendidikan,layanan kesehatan dan yang lainnya malah di salah gunakan oleh pemerintah. Anggaran yang begitu banyak yang merupakan hak rakyat malah untuk membuncitkan perut para jajaran pemerintah. Masyarakat kecil pun tidak dapat berbuat apa-apa,mereka menjalani kerasnya hidup dan hanya memikirkan kelangsungan hidup tanpa memikirkan niat untuk bersekolah,membeli obat jika sakit yang ada hanya apakah besok masih bisa makan?. Mungkin dari semua permasalahan tersebut yang membuat kemiskinan masih ada dan merajalela.


 http://nasional.kompas.com/read/2013/01/03/16570788/Kemiskinan.Indonesia.Semakin.Kronis

ARTIKEL PENGANGGURAN DAN CARA MENANGANINYA



ARTIKEL PENGANGGURAN DAN CARA MENANGANINYA

PENGANGGURAN.

            Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian,karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang,sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran dari faktor pribadi :
1. Faktor kemalasan
2. Faktor cacat atau umur
3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan

Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya:
a. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
b. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
c. Pengembangan sektor ekonomi
d. Banyaknya tenaga kerja wanita


Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
a. Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.
f. Penerapan rasionalisasi
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
h. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan.
1. Kurangnya informasi
2. Tidak adanya sistem penerimaan publik
3. Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan

Hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini, kurangnya informasi dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus meng update informasi tentang lowongan pekerjaan.

CARA MENANGANI PENGANGGURAN

1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.

2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat
Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.

3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

4. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.
Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.

5. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

6. Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.

CONTOH PENGANGGURAN YANG ADA DISEKITAR.

Pengangguran Musiman.
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya : seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian atau pedangang buah rambutan.

Kebudayaan Kita Semakin Tergusur



Kebudayaan Kita Semakin Tergusur
Sebuah persoalan dalam bidang budaya yang masih mendesak pemahaman kita ialah mengapa kebudayaan Indonesia sejak tahun 1980-an berada dalam keadaan kurang mengembirakan, ia semakin tergeser, tergusur, dan tersingkir dari pusat dan puncak perhatian dan kesibukan kita sehari-hari. Ini memang bukan persoalan baru, dan memang sudah ramai di perbincangkan pada awal 1980-an, tapi setiap ada yang mempertanyakan apa yang saat ini harus di perhatikan dalam sebuah kebudayaan Indonesia, saya cenderung menunjuk pada tidak lagi mementingkan kebudayaan sebagai problematika terpenting.
Musim temu budaya daerah sebagai penyangga budaya nasional bermunculan diberbagai kota seakan-akan budaya kita pada masa ini menghadapi kemunduran biarpun seorang pakar budaya masih penting. Seorang pakar budaya pada masa pra-Orde baru mungkin seperti seorang Iwan Fals, Abdurrahman Wahid, atau Laksamana Soedomo. Pada tahun 1970-an orang sudah mengeluh tentang kebudayaan, tapi pada waktu itu masih ada hiruk-pikuk perdebatan dan persaingan yang tak banyak tersisa. Sejauh itu masih ada yang perlu di pertanyakan terhadap kesadaran akan wawasan Nusantara yang kadang masih diselimuti oleh chauvinis kedaerahan dan kebudayaan yang pada akhir-akhir ini akan kembali berona sejarah seperti ketika berkecamuknya masa renaisance dan aufklarung di benua barat tiga abad yang lalu. Apabila dengan kian terasanya arus globalisasi peradaban masyarakat industri maju, yang mengandalkan materialisme dan membawa wabah konsumerisme, pengusuran mau tak mau pasti terjadi. Banyak sendi budaya yang ditinggalkan.
Impor, Asing dan Modern
Diantara masalah itu, antara lain mengenai pemahaman kita tentang kebudayaan secara umum, khususnya kebudayaan Indonesia atau Nasional, kebudayaan -kebudayaan daerah dan asing peranan agama, ilmu pengetahuan budaya, bahkan, sampai pada masalah yang lebih kecil seperti, masalah minat baca dan sebagainya. Drs HM. Idham Samawi mengatakan, bahwa apa yang kita rasakan saat ini adalah sebuah kondisi di mana bangsa dan negara saat ini berada dalam suatu arus yang sangat besar yang membatasi (marjinalisasi). Kita dapat melihat secara langsung bagaimana petani terpuruk, buah lokal digusur oleh buah impor, kebudayaan kita tersingkir oleh kebudayaan asing, dalam kasus kebudayaan, kita melihat dengan jelas bagaimana anak-anak disihir oleh film-film asing ditengah ketidakmampuan kita melihat film bagi anak-anak kita. Dalam peta kehidupan masyarakat modern yang menjunjung tinggi budaya pragmatis, nilai- nilai kebudayaan yang menjunjung tinggi keselarsan (harmoni), cenderung tersingkir. Sebab, nilai- nilai kebudayaan itu di pandang kurang relevan dengan kehidupan masyarakat modern.
Masalah merampingnya kebudayaan Indonesia akhir-akhir ini menjadi perbincangan di kalangan seniman dan budayawan. Hal itu berarti bahwa sebenarnya kalangan seniman dan budayawan bukan bereaksi menghadapi realitas dan masalah yang timbul, melainkan mereka sekedar bereaksi menanggapi masalah dan realitas itu.
Pejabat pemerintah yang punya kompetisi dengan kesenian tradisional supaya citra negara terangkat dimata dunia dan pencaturan International, masih berdiri dengan perjanjian (konvensi) lama, negara dan pejabat negera hanya memfungsikan kesenian Indonesia untuk kepentingan praktis, karena titik tolak pandangan dan sikapnya masih pada batas bahwa kesenian tradisional dan modern adalah instrumen kegiatan ritual. Hal itu tidak membutuhkan perhatian dalam porsi yang besar, yang sama dengan sektor-sektor kehidupan lain tidakkah jatah untuk kebudayaan hanya 2,7 persen dari ranangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) pada berita terakhir.
Kebudayaan masih dianggap instrumen yang berfungsi praktis, umpamanya untuk tujuan pelancongan (turisme) bagi peningkatan sumber devisa negara, para seniman yang mengembangkan etos kebudayaan masih bergulat dengan banyak pihak kearah perbaikan kesenian Indonesia di masa depan. Raudal Tanjung Banua mengatakan, bahwa tataran kebudayaan dengan kemungkinan nasionalisme kebudayaan tidak terlalu digali, bahkan cendrung dinibsikan. Akan tetapi dari proyek nasionalisme yang mengotamakan arus negara itu, bangsa-bangsa diringkus menjadi sekedar suku bangsa. Disusun sebuah ruang kebudayaan yang lebih lapang telah dihilangkan, demi kemauan politis. Perlu di pahami kita memperbincangkan tergusurnya kedudukan kebudayaan sebagai suatu pranata sosial. itu tidak membicarakan budaya secara detail.bukan juga nilai budaya masyarakat. Ini perlu ditekankan karena perbincangan tentang tergusurnya peran sosial budaya sering di pahami secara keliru sebagai kritik atau tuduhan terhadap sosial budaya. Seakan- akan gejala ini saya kira merupakan kesalahan pihak budayawan.
Kesalahpahaman seperti itu, merupakan akibat dominasi tradisi romantisme yang terlalu menekankan aspek individual budayawan dan nilainya. Mengabaikan kebudayaan sebagai pranata sosial. menyebut nasib pranata kebudayaan dianggap sebagai serangan pribadi terhadap para budayawan. Akibatnya, budayawan yang berwawasan sempit menyangkal terjadinya gejala pengerdilan dan penggusuran kebudayaan dalam pembangunan. Karena merasa di serang, mereka membela diri dan membela status quo dengan mengatakan kebudayaan sekarang baik- baik saja, kalau ada penilaian yang negatif atas perkembangan budaya, maka itu di anggap sebagai kegagalan atau ketololan para kritikus budaya yang kurang paham kepada kebudayaan.
Model hubungan inilah, kita menampilkan cara-cara pemahaman yang baru sebagai paradigama postrukturalisme, dengan melibatkan sebagai disiplin yang lain, yang kemudian melahirkan pemahaman kebudayaan-kebudayaan yang bernuansa Islami dan berpegang teguh pada agama itu sendiri. Kondisi masyarakat Indonesia yang dinamis sebagai akibat hubungan antara agama dan kebudayaan. Penelitian dan studi kultural perlu ditekankan untuk dapat memberikan sumbangan yang positif dalam rangka mengungkapkan latar belakang sosial khususnya yang ada di Indonesia, sehingga agama dan kebudayaan benar-benar memiliki arti bagi masyarakat luas.

Sabtu, 16 April 2016

Pengaruh Teknologi Pada Remaja

Pengaruh Teknologi Pada Remaja

Artikel Globalisasi Teknologi Pengaruh Teknologi Pada Remaja – Di zaman yang sudah sangat maju ini, anak  remaja mana yang tidak mengenal makna dari kata “Globalisasi”? Hampir 90% dari mereka yang sudah akrab bahkan menjadikan globalisasi sebagai bagian dari kehidupan mereka. Adapun 10% yang tidak mengenal dan tidak memahami kata globalisasi adalah remaja yang masih jauh tertinggal dari modernisasi.
Umumnya mereka yang tinggal di dalam suku pedalaman dan masih memegang teguh adat istiadat yang sudah diturunkan turun-temurun dari nenek moyang mereka. Sebagian besar dari mereka tidak menempuh jenjang pendidikan dan lebih memilih tinggal di rumah dan membantu orang tua. Maka tidak heran jika mereka sama sekali tidak mengenal makna globalisasi, bagaimana bisa mereka mengenal? Baca tulis pun mereka tidak bisa.
Seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya, hampir 90% remaja yang sudah sangat mengenal kata “Globalisasi”. Walaupun kata globalisasi sudah sangat dikenal akrab, bukan berarti globalisasi itu tidak memberikan dampak bagi para remaja. Globalisasi dapat kita jadikan sebagai teman, atau pun sebagai lawan. Teman yang baik tentu saja dapat memberikan dampak yang baik pula. Begitu pula dengan lawan, lawan yang kejam juga dapat akan memberikan dampak yang kejam pula bagi kita. Nah, seperti itu pulalah globalisasi dapat berdampak bagi remaja. Sebagai anak remaja yang terpelajar, kita harus dapat memilah-milah dampak dari globalisasi, mana yang patut dicontoh, dan mana yang tidak. Mana yang patut dijadikan teman, dan mana yang harus dijadikan musuh.
Pengaruh Teknologi Pada anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Kali ini kita akan membahas dampak-dampak apa sajakah yang dapat dihasilkan dari globalisasi. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Namun sebelum itu, saja akan menjelaskan berbagai macam penjelasan dari “Globalisasi” sebagai pendahuluan kita. Dalam pengertian yang luas,globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Menurut Achmad Suparmanglobalisasi merupakan suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar seperti
  • Selalu meningkatkan ilmu pengetahuan,
  • Patuh hukum,
  • Kemandirian,
  • Keterbukaan,
  • Rasionalisasi,
  • Etos kerja,
  • Kemampuan memprediksi,
  • Efisiensi dan produktivitas,
  • Keberanian bersaing,
  • Manajemen resiko.
Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, diantaranya:
  • Lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan,
  • Lembaga keagamaan,
  • Industri internasional dan lembaga perdagangan,
  • Wisata mancanegara,
  • Saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional,
  • Media elektronik termasuk internet,
  • Etika dan budaya.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan dari media apa sajakah yang dapat menjadi sumber dari dampak-dampak globalisasi bagi para remaja. Masa-masa remaja dapat dikatakan masa yang paling menyenangkan. Kebanyakan remaja masih memiliki sifat cenderung labil atau cenderung mengikuti perkembangan di sekitarnya. Mereka beranggapan pada masa remaja, mereka dapat dengan bebas melakukan apa yang mereka suka. Jika tidak mengikuti perkembangan, berarti mereka tidak modern atau ketinggalan zaman.
Dengan sifat seperti itu, akan lebih banyak dampak globalisasi yang mereka dapatkan secara tidak sadar. Baik itu dampak positif maupun negatif. Sumber dari dampak-dampak bagi para remaja umumnya mudah didapatkan dari perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan, perkembangan dalam media komunikasi, elektronik, termasuk internet, dan juga dalam perkembangan etika dan budaya. Pernahkah kita berpikir untuk membandingkan masa-masa saat orang tua kita masih remaja dengan masa remaja kita sekarang? Pernahkah kita bertanya pada mereka bagaimana menurut mereka tentang perbedaan zaman remaja dulu dengan yang sekarang? Jika kalian bertanya, jawabannya sudah dipastikan, “Sangat jauh berubah”. Bagaimana perubahannya? Sebagian berubah menjadi jauh lebih baik, dan sebagian lainnya berubah menjadi sedikit lebih buruk dan mengecewakan. Itu semua diakibatkan oleh dampak dari globalisasi. Dapatkah kalian sebutkan perubahan-perubahan itu? Jika tidak, kita akan membahasnya bersama-sama

Dampak Perubahan Globalisasi atau Dampak positif globalisasi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Di zaman saat Indonesia sedang di jajah dan setelah merdeka, tidak banyak dari remaja Indonesia saat itu yang dapat menempuh jenjang pendidikan. Hanya sebagian remaja anak dari bangsawan yang dapat menempuh jenjang pendidikan. Beberapa tahun setelah itu, sudah mulai terlihat peningkatan jumlah remaja yang menempuh jenjang pendidikan. Walaupun demikian, jalan untuk menempuh pendidikan tidak semudah yang dibayangkan.
Tidak sedikit dari mereka yang memiliki seragam sekolah dan buku pelajaran. Kebutuhan sekolah mereka masih sangat minimum untuk didapatkan. Masa demi masa, perkembangan mulai meningkat. Kini hampir seluruh remaja sudah dapat dengan mudah untuk mengenyam pendidikan apalagi dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan oleh pemerintah. Bahkan pada masa kini, perkembangan ilmu pengetahuan sudah diikuti dengan perkembangan media elektronik, seperti televisi dan internet.
Perkembangan Komunikasi, Elektronik, beserta Medianya
Pada masa saat orang tua kita masih se-umuran kita, alat komunikasi memang sudah ada, namun masih belum se-canggih pada masa kita saat ini. Alat elektronik pun juga sebenarnya sudah ada, seperti radio dan televisi berlayar hitam putih. Namun walau demikian, alat elektronik seperti itu masih sangat jarang orang yang memilikinya. Bukan karena itu kuno, namun karena bagi mereka harga elektronik itu sangat mahal.
Berbanding terbalik dengan masa saat ini, sudah sangat jarang remaja yang hobby mendengarkan radio, bukan karena bagi mereka mahal, namun karena beranggapan radio merupakan salah satu alat elektronik kuno yang sudah ketinggalan zaman. Mereka lebih suka alat-alat elektronik yang lebih canggih dan modern. Seperti MP3 Player, MP4 Player, Laptop, Hand Phone, dan sebagainnya. Zaman dulu, televisi hanya berlayar hitam putih. Seiring dengan perkembangan model-model televisi sudah mulai berkembang jauh lebih canggih, seperti TV LCD, TV LED, TV 3D, bahkan adapula Internet TV.
Perkembangan itu terjadi pula pada alat komunikasi. Zaman dulu, kebanyakan orang berkomunikasi dengan orang yang jauh dengan surat-menyurat. Paling canggih bagi mereka saat itu menggunakan telepon kabel. Berbeda dengan sekarang, remaja kini sudah tidak perlu berkomunikasi dengan surat-menyurat, mereka sudah memiliki alat yang lebih canggih. Yang dapat mengirimkan pesan hanya dalam beberapa detik, berbeda dengan surat yang baru akan diterima selama berminggu-minggu. Diantaranya Hand Phone dan Internet.
Kedua media itu sangat memiliki banyak fungsi, yaitu; Hand Phone dapat berfungsi sebagai media komunikasi 2 arah, saling mengirim pesan singkat (SMS), beberapa Hand Phone juga menyediakan layanan internet, radio, kamera, bahkan mp3. Di zaman saat ini, berkomunikasi dengan orang yang berada jauh dari kita tidak hanya dapat dilakukan dengan menelpon yang hanya dapat mendengarkan suara saja, berkomunikasi di zaman sekarang terasa sangat lebih mudah, karena kita juga dapat berkomunikasi dengan bertatap muka dan sekaligus mendengar suara. Sehingga kita merasa seperti berbincang dan bertatap muka secara langsung, tanpa dibatasi oleh waktu dan jarak. Sebut saja media canggih itu, “Video Call“.
Perkembangan Budaya
Di masa orang tua kita dahulu masih remaja, cara berpakaian dan model baju yang mereka kenakan masih sangat sederhana. Tidak se-unik dan se-modern pakaian remaja saat ini. Pada masa lalu, jika menghadiri acara resmi, masih banyak dari mereka yang menggunakan baju tradisional, seperti baju adat, dan kebaya. Berbeda dengan sekarang, remaja yang ingin menghadiri acara resmi seperti pesta ulang tahun, lebih memilih untuk mengenakan baju casual yang berciri khas kan kebarat-baratan.
Namun, dengan perkembangan mode berpakaian ini memberikan banyak keuntungan. Salah satunya, telah terdapat busana muslim dengan bahan atau pola yang berasal dari daerah lokal. Begitu juga dengan kebaya yang sudah dimodifikasi sesuai dengan gaya yang lebih modern. Begitu juga dengan batik. Bahkan batik saat ini sudah banyak diminati oleh masyarakat di luar Indonesia.

Dampak Perubahan Globalisasi atau Dampak Negatif globalisasi
Perkembangan Komunikasi, Elektronik, dan Medianya.
Di masa yang sudah dapat dikatakan sangat modern ini, elektronik pun sudah tak dapat hidup jauh dari kita. Namun, perkembangan itu menimbulkan banyak dampak yang merugikan remaja, diantaranya:

1. Pola hidup konsumtif
Perkembangan industri yang pesat menyebabkan penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu, masyarakat terutama kalangan remaja untuk mudah tertarik mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

2. Sikap individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju menyebabkan mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktifitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
Perkembangan Etika dan Budaya
Siapa sangka etika remaja masa kini jauh lebih baik dengan remaja masa lalu? Ternyata itu memang benar adanya, hanya sedikit dari kalangan remaja yang benar-benar menerapkan sikap sopan dan santun di lingkungannya, baik kepada yang lebih tua maupun kepada yang lebih muda.